Simple. Saya suka menulis hal-hal yang tidak begitu penting tapi saya suka dan itu membuat saya senang karena apa yang kita rasakan bisa tertumpah di tulisan kita sendiri, apalagi jika tulisan itu dapat menginspirasi orang lain atau bisa disukai oleh orang lain juga. Menulis bisa dilakukan siapapun, dimanapun, dan kapanpun.
Berawal ketika saya dulu pernah membaca buku-buku yang menginspirasi saya untuk lebih banyak menulis. Penulis buku seperti Donny Dhirgantoro, Dewi Lestari, dan bahkan Raditya Dika yang membuat saya jadi terinspirasi dari mulai menulis tulisan sedikit berbau sastra, serius, hingga yang konyol-konyol tentang kehidupan pribadi saya sendiri di blog saya. Saya jatuh cinta pada dunia menulis.
Menulis membuat saya lega dan bisa menumpahkan semuanya, apa pendapat saya, apa yang saya pikirkan, apa yang saya rasakan dan semuanya yang ada di dalam pikiran dan hati saya. Terkadang sangat sulit untuk memulainya, harus mulai darimana tulisan ini atau bagaimana membuat pembaca terhibur atau terkesan dengan tulisan kita sendiri. Semula saya mengkhawatirkannya, tapi semakin sering menulis, saya semakin melupakan itu semua.
Yah, inilah dunia menulis. Idealis dengan apa yang kita pikirkan dan rasakan. Saya tidak lagi mempedulikan bagaimana jika tulisan saya dikomentari yang jelek-jelek oleh orang lain, bagaimana jika tulisan saya tidak akan dibaca oleh orang lain, tidak ada ratingnya, sepi pembaca di blog saya. Lupakan itu semua, karena itu bukan lagi menjadi daya tarik untuk menulis, tapi ketertarikan dalam menulis ketika kita bisa merasakan ‘feel’ tulisan kita sendiri. Nikmatnya menulis selagi kita merasakan satu demi satu kata yang kita tuliskan hingga menjadi satu kalimat, satu paragraf hingga satu tulisan yang nanti ketika kita baca ulang kita akan berkata dalam hati, “Wow, gue bisa juga menulis”.
Itulah yang saya rasakan ketika menulis, Buat saya, menulis harus dengan ‘apa adanya’ bukan dengan ‘ada apanya’ kita harus menulis. Keduanya berbeda, ‘apa adanya’ bisa menghasilkan tulisan yang ‘real’ tulisan kita sendiri dan kita juga bisa merasakan maknanya lebih dalam, tapi kalau dengan ‘ada apa’nya terkesan lebih memaksa dengan yang kita tulis. So, anyone can write!
1 comment:
Setuju :)
Post a Comment