Menjelang ulang tahunmu genap dua tahun. Usia yang masih
kecil. Tumbuhlah menjadi laki-laki lucu dengan senyuman paling manis yang
pernah aku tahu. Tepat dua tahun lalu, kau lahir melihat semesta ini. Entah apa
yang kau lihat pertama kali ketika kau membuka mata dan kami semua
mendengar suara tangismu menandakan semua akhirnya baik-baik saja. Aku masih
terlelap malam itu dan terbangun ketika mulai mendengar suara sayup kepanikan
di luar kamar tidur. Aku membuka mata dan berpikir, mungkin ini saatnya kau ada bersama kami. Dan ternyata benar, air ketuban ibumu sudah pecah. Malam itu,
aku tidak sabar menunggu pagi.
Aku terbangun pagi hari dan segera berkemas tidak sabar melihatmu.
Membuka pintu kamar bersalin dengan rasa senang campur takut. Aku tidak sabar
lagi mendengar dan melihat seperti apa kau nanti. Tampak upacara Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia sedang disiarkan di semua stasiun televisi. Kami
tahu bahwa hari itu adalah hari paling bersejarah untuk negara ini dan keluarga
besar kami. Satu anggota keluarga kami akan lahir. Siapa yang mengira bahwa kau
sudah menjadi menggemaskan seperti sekarang ini.
Tepat jam 12 lewat 10 menit siang hari. 17 Agustus 2015 kau
dilahirkan.Tangisan bahagiaku mendengar tangisan pertamamu. Doa Bapa Kami dan
Salam Maria diperdengarkan pertama kali di telinga kananmu dari nenekmu. Semua
berbahagia tanpa terkecuali. Itu pertama kalinya aku yakin bahwa melahirkan
adalah proses perjuangan luar biasa seorang ibu. Menangislah ibumu melihatmu
pertama kali. Orang yang sekarang sudah menjadi bude yang membantu ibumu
merawatmu juga menangis saat itu. Dan aku, orang yang setiap mengelus perut
ibumu, saat kamu masih nyaman berdiam disana dengan doa yang selalu aku
panjatkan agar kau selalu sehat, menangislah aku mendengar suara tangisanmu
pertama kali.
Banyak cita-cita yang aku inginkan untukmu seperti peka
terhadap musik, punya jiwa seni, atau hobilah olahraga di waktu mudamu. Kedua
orang tua-mu apalagi. Suatu saat nanti pasti kau akan merasakan kebanggan luar
biasa kedua orang tua-mu memilikimu. Meskipun demikian, tetap jadilah anak yang
selalu rendah hati, menyenangkan, periang, yang selalu mendendangkan lagu di
setiap marah sekalipun.
I see you, I Putu Chandra Dharma Supartha. Jadilah
kesayangan semua orang di keluarga ini tanpa terkecuali. I see you, kalimat
pengganti yang kau ucapkan karena tidak bisa mengucapkan I love you ke kami
semua.
I
see you with a grace and love everytime..