"Kalau semua orang NU, habis perkara."
Itu yang saya ingat dalam acara tv Indonesia Lawyer Club pada 16 Mei 2012 lalu pada edisi FPI versus Lady Gaga. Sebelumnya saya mohon maaf sekali pada kalian yang mungkin akan merasa tersinggung pada tulisan saya ini. Dan katanya negara ini negara demokratis bukan? Kalau begitu saya berhak menyampaikan pendapat saya tentang yang terjadi di negara kita. Dan saya hanya orang biasa bisa dibilang rakyat kecil yang mungkin gak akan pernah didengar suaranya oleh mereka yang mayoritas.
Begini, saya ingin bersikap netral. Tapi nyatanya tidak bisa. Akal sehat saya dan pikiran logis saya bergejolak menanyakan kenapa sih, apa sih, kok bisa seperti itu sih dan ke depannya mungkin apa lagi untuk negara ini? Saya penikmat musik. Saya punya iman. Saya bukan orang yang gampang terpengaruh cuma karena konser yang akan berlangsung selama 2 jam. Mungkin ini yang mewakilkan saya dan mungkin yang mewakilkan orang-orang yang pro dengan konser Lady Gaga. Saya salah satu orang yang sudah punya tiket konser. Kebetulan saya sudah menunggu-nunggu konser ini berlangsung, mungkin dari tahun lalu sebelum konser Katy Perry. Saya juga menonton konser Katy Perry dan dia seksi sama seperti Lady Gaga dan selama hampir 2 jam lebih saya tidak terpengaruh untuk menjadi seksi atau berpenampilan seronok mungkin seperti yang dikatakan "mereka". Sebenarnya mereka tahu apa arti seronok gak ya?
Dengan adanya acara Indonesia Lawyer Club membahas FPI versus Lady Gaga tidak hanya seputar konser yang terancam batal karena tidak ada persetujuan dari berbagai kelompok yang ada yang menentang. Tapi juga membahas tentang kasus Salihara ataupun kasus-kasus pembakaran rumah ibadah umat Kristiani atau pembubaran ibadah yang sedang dilakukan umat Kristiani. Yang saya mau tanyakan lagi dan lagi. Kenapa ya umat beragama yang sedang menjalankan ibadah ditentang malah dibubarkan begitu saja? Dimana etikanya? Kalau memang alasannya karena tidak adanya izin mendirikan bangunan tempat ibadah, toh kan bisa diselesaikan secara hukum bukan dengan pembakaran sengaja atau pembubaran paksa. Dan pihak NU juga menyatakan bahwa banyak juga masjid-masjid di beberapa daerah tidak ada izin mendirikan bangunan, tapi sampai sekarang tidak dipersoalkan. Kenapa untuk yang lain tidak? Mereka kan hanya ingin menghadap Tuhan dengan beribadah, tapi kenapa jadi merasa tidak nyaman untuk melakukannya di tempat ibadah mereka sendiri? Kalau negara ini berprinsip Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu, lalu apa salahnya? No make sense. Bahkan Tuhan yang menciptakan perbedaan, kenapa harus dipisahkan oleh umatnya sendiri?
"Kalau semua orang NU, habis perkara." Itu yang dikatakan salah satu pihak NU dalam acara Indonesia Lawyer Club kemarin. Habis perkara disini maksudnya tidak ada yang dipusingkan lagi. Toh cuma menggelar konser yang hanya 2 jam, apa bisa merusak moral bangsa? Setiap orang kan juga punya sensor pribadi masing-masing untuk memilah mana yang baik dan buruk. Atau mungkin semua yang dilihat kelompok-kelompok tertentu lainnya itu dianggap salah? Kalau semua hal dianggap salah, mungkin yang salah matanya. Saya selalu gak habis pikir dan mungkin gak akan pernah habis kalau berbicara soal pendapat para kelompok tertentu ini. Yang mau saya katakan, kita semua ini manusia yang harus bisa open minded di jaman sekarang, kalau tidak bisa seperti itu yah hidup saja di masa lalu karena gak akan pernah tahu kehebatan di masa depan seperti apa nantinya.
Mengutip kultwit Ahmad Dhani beberapa hari lalu berbicara soal konser Lady Gaga terancam gagal karena adanya larangan kelompok tertentu. Ada 1 twit beliau yang saya sertakan disini.
"Atau jangan-jangan 50% calon penonton Lady Gaga adalah non muslim. Kok yang ngelarang?"
Jawabannya : tidak tahu atau mungkin memang seperti itu kali ya.
Sekarang pertanyaan saya lagi, dimana polisi yang katanya bertugas siap melayani masyarakat? Atau memang benar hanya takut akan kelompok tertentu saja? Kalau tidak benar, saya minta dengan tanpa mengurangi rasa hormat, tolong buktikan.
Gak perlu panjang lebar lagi, kalau negara ini negara Bhinneka Tunggal Ika, seharusnya sebagai bangsa kita membuktikannya.
Just let them speaks their opinion and we will see.