May 18, 2012

Kalau semua orang NU, habis perkara.


Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=vmtjtG5ItUE&feature=plcp

"Kalau semua orang NU, habis perkara."

Itu yang saya ingat dalam acara tv Indonesia Lawyer Club pada 16 Mei 2012 lalu pada edisi FPI versus Lady Gaga. Sebelumnya saya mohon maaf sekali pada kalian yang mungkin akan merasa tersinggung pada tulisan saya ini. Dan katanya negara ini negara demokratis bukan? Kalau begitu saya berhak menyampaikan pendapat saya tentang yang terjadi di negara kita. Dan saya hanya orang biasa bisa dibilang rakyat kecil yang mungkin gak akan pernah didengar suaranya oleh mereka yang mayoritas.

Begini, saya ingin bersikap netral. Tapi nyatanya tidak bisa. Akal sehat saya dan pikiran logis saya bergejolak menanyakan kenapa sih, apa sih, kok bisa seperti itu sih dan ke depannya mungkin apa lagi untuk negara ini? Saya penikmat musik. Saya punya iman. Saya bukan orang yang gampang terpengaruh cuma karena konser yang akan berlangsung selama 2 jam. Mungkin ini yang mewakilkan saya dan mungkin yang mewakilkan orang-orang yang pro dengan konser Lady Gaga. Saya salah satu orang yang sudah punya tiket konser. Kebetulan saya sudah menunggu-nunggu konser ini berlangsung, mungkin dari tahun lalu sebelum konser Katy Perry. Saya juga menonton konser Katy Perry dan dia seksi sama seperti Lady Gaga dan selama hampir 2 jam lebih saya tidak terpengaruh untuk menjadi seksi atau berpenampilan seronok mungkin seperti yang dikatakan "mereka". Sebenarnya mereka tahu apa arti seronok gak ya?

Dengan adanya acara Indonesia Lawyer Club membahas FPI versus Lady Gaga tidak hanya seputar konser yang terancam batal karena tidak ada persetujuan dari berbagai kelompok yang ada yang menentang. Tapi juga membahas tentang kasus Salihara ataupun kasus-kasus pembakaran rumah ibadah umat Kristiani atau pembubaran ibadah yang sedang dilakukan umat Kristiani. Yang saya mau tanyakan lagi dan lagi. Kenapa ya umat beragama yang sedang menjalankan ibadah ditentang malah dibubarkan begitu saja? Dimana etikanya? Kalau memang alasannya karena tidak adanya izin mendirikan bangunan tempat ibadah, toh kan bisa diselesaikan secara hukum bukan dengan pembakaran sengaja atau pembubaran paksa. Dan pihak NU juga menyatakan bahwa banyak juga masjid-masjid di beberapa daerah tidak ada izin mendirikan bangunan, tapi sampai sekarang tidak dipersoalkan. Kenapa untuk yang lain tidak? Mereka kan hanya ingin menghadap Tuhan dengan beribadah, tapi kenapa jadi merasa tidak nyaman untuk melakukannya di tempat ibadah mereka sendiri? Kalau negara ini berprinsip Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu, lalu apa salahnya? No make sense. Bahkan Tuhan yang menciptakan perbedaan, kenapa harus dipisahkan oleh umatnya sendiri?

"Kalau semua orang NU, habis perkara." Itu yang dikatakan salah satu pihak NU dalam acara Indonesia Lawyer Club kemarin. Habis perkara disini maksudnya tidak ada yang dipusingkan lagi. Toh cuma menggelar konser yang hanya 2 jam, apa bisa merusak moral bangsa? Setiap orang kan juga punya sensor pribadi masing-masing untuk memilah mana yang baik dan buruk. Atau mungkin semua yang dilihat kelompok-kelompok tertentu lainnya itu dianggap salah? Kalau semua hal dianggap salah, mungkin yang salah matanya. Saya selalu gak habis pikir dan mungkin gak akan pernah habis kalau berbicara soal pendapat para kelompok tertentu ini. Yang mau saya katakan, kita semua ini manusia yang harus bisa open minded di jaman sekarang, kalau tidak bisa seperti itu yah hidup saja di masa lalu karena gak akan pernah tahu kehebatan di masa depan seperti apa nantinya.

Mengutip kultwit Ahmad Dhani beberapa hari lalu berbicara soal konser Lady Gaga terancam gagal karena adanya larangan kelompok tertentu. Ada 1 twit beliau yang saya sertakan disini.

"Atau jangan-jangan 50% calon penonton Lady Gaga adalah non muslim. Kok yang ngelarang?"

Jawabannya : tidak tahu atau mungkin memang seperti itu kali ya.

Sekarang pertanyaan saya lagi, dimana polisi yang katanya bertugas siap melayani masyarakat? Atau memang benar hanya takut akan kelompok tertentu saja? Kalau tidak benar, saya minta dengan tanpa mengurangi rasa hormat, tolong buktikan.

Gak perlu panjang lebar lagi, kalau negara ini negara Bhinneka Tunggal Ika, seharusnya sebagai bangsa kita membuktikannya.

Just let them speaks their opinion and we will see.

May 13, 2012

Musik Jazz yang sempat terlupakan


Beberapa waktu lalu, ketika saya dan teman kelompok skripsi bimbingan dengan dosen, tiba-tiba terdengar alunan lagu Christian Bautista, The Way You Look At Me. Dosen pembimbing saya kemudian intermezo sedikit di tengah bimbingan, berbicara soal musik. Menurutnya, musik itu ada 2 jenis. Musik yang bikin terenyuh atau 'ngena' banget istilahnya sampai ke hati dan musik yang biasa-biasa saja. Nah musik yang 'ngena' banget ini biasanya seputar lagu-lagu patah hati. Menurut beliau lagi, lagu patah hati itu harus benar-benar dalaaaaammmm banget unsur 'sakit'nya yang diartikan pada lagu tersebut. 

Lagu The Way You Look At Me nya Christian Bautista ini menurutnya gak bisa sampai bikin beliau terenyuh. Dan biasanya lagu-lagu yang 'ngena' banget ini yang bisa buat beliau sampai nangis. Kemudian saya dan teman-teman saya, memberikan rekomendasi lagu dengan jenis yang sama, My Heart Will Go On - Celine Dion dan Someone Like You - Adele. Semua yang bisa buat sedih. Dan dugaan saya salah, 2 lagu yang disebutkan tadi ternyata tidak termasuk jenis yang dimaksudkan dosen saya. Ia berpendapat bahwa lagu My Heart Will Go On itu tingkatannya belum sampai sedih banget, masih setengah-setengah, gak sampai dalammm banget sakitnya. Mungkin iya. Tapi saya langsung berpendapat tentang lagu Adele. Lagu Someone Like You itu kan lagu paling dalammm banget terasa sakitnya. Dari liriknya terlihat jelas. Apalagi mendengarkan Adele nyanyi dan meresapinya. Saya sih ikut terbayang bagaimana sakitnya seperti yang diceritakan dalam lirik. Tapi dosen saya kontra dengan saya, beliau mengatakan bahwa lagu Adele itu belum termasuk lagu yang bisa bikin beliau nangis. Masih ada unsur fun ketika dibawakan oleh Adele sendiri. Tapi itu kan lagu galau. Galau itu kan buat para pendengar musik Adele saja, sebenarmya ketika si pendengar menikmati lagu tersebut seolah-seolah terkesan sengaja galau bukan galau sebenarnya, artinya disini, sok digalau-galau-in. Sebenarnya sih gak begitu. Kan yang ngetrend sekarang ini adalah galau. Sedikit-sedikit galau. Itu menurut dosen saya. Benar juga ya, pikir saya.

Lagu sekarang yang sebenarnya tidak berlebihan menjadi sangat berlebihan ketika pendengar lagu tersebut seakan-akan melebih-lebihkannya dengan porsi yang sangat berlebihan (berapa kali ya saya ngomong 'lebih'?). Ya, memang itu kenyataannya. Saya memikirkan dan meresapi apa yang dibicarakan oleh dosen saya. Menurutnya lagu yang dalaammm banget dan 'ngena' banget itu seperti lagu After All - Cher ft Peter Cetera. Bisa dibilang saya gak kenal dengan lagu ini, karena bukan jaman saya. Tapi rasa penasaran saya membuat saya mencari apa yang ada di balik lagu tersebut. Ternyata saya sama sekali tidak menemukan apa-apa di lagu tersebut. Biasa saja malah menurut saya. Kalau dibilang malah 'ngena' lagu Adele banget daripada Cher ft Peter Cetera ini. Memang musik itu soal selera.

Bicara soal musik, dosen saya kemudian berbicara soal jazz. Jazz yang sempat terlupakan. Saya udah lama gak mendengar lagu jazz. Jazz saya ini tidak terlalu berat seperti classic jazz. Saya lebih menyukai jazz dengan alunan saxophone lembut seperti Dave Koz. Benar-benar nikmat mendengarnya. Atau lainnya seperti Norah Jones yang masih tetap memukau dan Andien dengan pop jazznya. Masih banyak musisi yang memiliki genre musik jazz, ada Barry Likumahua, Tompi, Jamie Cullum, David Foster dan masih banyak lagi.

Dosen saya mengatakan bahwa ia setiap minggu menikmati alunan musik jazz di PIM. Sebelumnya ia tidak mengerti sama sekali genre musik ini. Ini apa sih. Musik paling abstrak yang pernah ada. Yang gak jelas nadanya mau dibawa kemana. Suatu ketika, ia diajak temannya untuk menikmati musik jazz setiap weekend di daerah Kuningan, menikmati setiap sore sambil duduk dan minum. Terus secara berturut-turut. Dan lama-lama, ia baru mengerti bahwa oh ini toh jazz. Jazz ternyata baru bisa dimengerti dengan menikmatinya secara live. Kali ini saya setuju dengannya. Musik itu baru bisa benar-benar dinikmati ketika kita para pendengar sekaligus penontonnya menikmati secara live atau langsung, kita akan merasa terbawa juga mengikuti aliran musik yang dinikmati. Sama halnya dengan konsep menonton konser live. Ada yang sering bilang ke saya, ngapain sih nonton konser buang-buang duit mahal-mahal, mendingan nonton di Youtube, gratis, nyaman lagi. Kalau saya tidak. Kalian gak akan pernah tahu ketika kalian menyukai suatu hal seperti musik yang kalian sukai dengan benar-benar menikmatinya, dalam arti semua panca indera kalian terfokus pada musik tersebut. Rasanya beda sekali, dengan euforia yang ada jauh berbeda sangat dengan hanya nonton siaran ulang di video. Mungkin memang mahal, itu benar. Tapi terbayar dan bernilai buat para penikmat musik.

Penikmat jazz biasanya orang-orang cerdas. Itu menurut dosen saya. Tapi saya belum bisa membuktikannya. Banyak sih yang bilang seperti itu. Yang saya tahu, seperti Ireng Maulana, Ermy Kulit, Indra Lesmana masih bisa eksis sampai sekarang keberadaannya membawakan musik jazz. Saya suka dengan jazz pertama kali mungkin ketika saya SMA. Saya adalah tipe orang yang pergi ke suatu mall hanya 2 tujuan utama, ya kalo gak ke toko buku, tujuan terakhir adalah toko musik. Dulu setiap ke mall saya selalu ke toko musik mencari apa ya yang baru. Saya mencoba mendengar musik jazz dengan niat sendiri. Tidak ada yang memperkenalkannya. Satupun. Akhirnya telinga saya membawa saya ke alunan saxophone Dave Koz dan suara merdu Norah Jones. 

Sampai sekarang 2 musisi jazz internasional tersebut yang paling saya cinta. Atau mungkin telinga saya belum bisa membuka musik jazz lain selain itu. Sempat terlupakan musik jazz ini, saya sudah tidak lagi hunting album-album jazz ke 2 musisi tersebut. Tapi belum lama, ketika pikiran suntuk, hati ingin tenang, saya berlari ke alunan musik jazz ini lagi. Memutar CD album Norah Jones terus menerus. Menggantinya dengan CD albumnya yang lain. Santai dan tenang rasanya menikmati alunan musik jazz Norah Jones membuat saya merasakan bahwa inilah jazz. Memang berbeda dengan genre musik lain. Yang mengerti akan menikmatinya, masa bodoh dengan yang penilaian orang lain bahwa menurut mereka jazz adalah musik untuk tidur. Tapi jazz adalah jazz. Santai dengan soul-soulnya yang selalu tenang di telinga dan hati para penikmatnya.

Saya cukup terkesan dan bangga dengan teman-teman muda sekarang, karena mereka respect dengan jazz ditandai adanya banyak acara musik atau festival musik yang ada mengangkat genre musik jazz. Dari yang bertaraf internasional atau jazz goes to campus. Wuih kereenn.

Jadi, jangan lupakan musik jazz. Dan jangan pernah menyalahkan selera musik seseorang, karena mereka punya alasan untuk itu.

May 10, 2012

Hello, Abel

Tiap pagi cici bangun
Udah dengar teriakan anggun
Tiap pagi cici bangun
Lucunya gak ada ampun

Kata pertamanya adalah "tuh"
Kata keduanya adalah "jatuh"
Gak heran terdengar tuh
Cici gemas banget tuh

Bibirmu sexy lentik terbukti
Pipimu cubby unyu sekali
Jalan pagi sedikit lari
Pelan-pelan bersama nini

Siapa yang gak gemas
Hatinya aja kayak emas
Setiap nyium jadi lemas
Gak ketemu hati panas

Kamu emang masih cadel
Bajunya pun belel belel
Ah Abel Abel Abel
Semoga besar gak bandel

May 7, 2012

Haruskah bangga dengan Indonesia?

Beberapa waktu lalu ada penyelenggaraan Miss Indonesia 2012. Gue mikir, kenapa ya dari dulu yang ditampilkan atau disorot di publik selalu yang cantik-cantik? Kenapa gak ada yang beda, buat kek seperti Miss fat, Miss waria, atau miss miss lainnya. Kan unik dan entertaining juga. Mereka yang gendut atau waria juga banyak yang cantik. Terus gue mikir lagi, apa semua kontestan Miss Indonesia itu selain cantik ada isinya? Maksud isi disini ya cerdas. Pintar mungkin banyak. Tapi kalau cerdas? Cerdas itu juga yang berkelas bukan tentang pendidikan ataupun ekonomi.

Kemarin sempat nonton Miss Indonesia 2012 di tv. Kebetulan penasaran juga mau lihat teman SD yang ikutan dan jadi salah satu kontestan. Dan setelah melihatnya, waw apa dia masih inget ya sama gue, sama hal-hal kecil tentang gue yang pernah nempel sebentar di ingatannya waktu SD dulu? Semoga menjadi famous tidak menjadikan ketinggian hati buat mereka para kontestan. Gue berharap pula buat teman gue itu. Melihatnya ada yang beda, hmm..kayak bukan yang gue kenal dan dekat waktu jaman-jamannya SD dulu. Terlihat dari perawakan sangat dewasa dan matang sekali. Gue ngaca, kayaknya gak ada yang beda secara 180 derajat dari diri gue. Begini-begini aja.

Udahan ah curhatnya. Dalam acara tersebut, sayangnya teman gue gak lolos. Tapi gue yakin untuk yang gak lolos itu juga cukup bangga dengan hadirnya mereka menjadi hampir sebagai Miss Indonesia 2012. Si MC bilang juga kalo Miss World 2013 akan diselenggarakan di Indonesia tepatnya di Bali pada bulan September 2013. Waw lagi! Haruskah bangga dengan Indonesia? Kebetulan juga yang menang sebagai Miss Indonesia kemarin ini kan kontestan Bali. Pas kan ya? Diperkirakan mungkin, Ines Putri Tjiptadi Chandra (Miss Indonesia 2012, atlet golf) ini akan diikutsertakan ke dalam ajang kontes kecantikan dunia Miss World 2013. Katanya sih beliau akan memperkenalkan budaya-budaya Indonesia ke mata dunia lewat ajang ini. Mari kita buktikan aja nantinya seperti apa.

Kenapa Bali yang dipilih? Kenapa gak Jakarta? Mungkin karena macetnya. Kenapa gak Sumatera? Sulawesi? Atau lainnya. Entah. Tapi menurut gue sih, karena Bali satu-satunya provinsi di Indonesia yang mau berkembang dan membuka diri dengan dunia luar. Gak kayak orang-orang di Jakarta, kebuka dikit aja heboh demo dimana-mana, buka-bukaan dikit aja demo, konser Lady Gaga yang jelas berseni dianggap memuja setan pula. Apalagi itu?! Jelas-jelas setiap sebelum konser, Lady Gaga bikin tanda salib lambang umat Tuhan agar konser berjalan lancar, apanya yang pemujaan kepada setan? 

Back to the topic. Bali yang dipilih ya mungkin menurut gue kan ya orang-orang disana juga banyak yang berhubungan dengan orang-orang asing dalam kehidupan sehari-harinya. Mereka juga gak aneh lagi kalo ngeliat bule telanjang kemana-mana. Ya setau gue sih di ajang Miss World pasti kan ya ada yang pakai bikini tuh kontestannya. Jadi pasti aman-aman aja gak bakal di demo ketika penyelenggaraan berlangsung. Itu pemikiran secara manusiawi atau sempit gue ya? Yang gue tanyakan lagi, akankah kontes Miss World ini bakalan tetap didemo kalo ada di Bali dengan para kontestan yang mungkiiinnnn akan berbikini? Kita lihat nanti....

Sebagai warga negara yang baik, gue tentunya bangga. Bangga Indonesia sebagai tempat penyelenggara ajang bergengsi ini. Ya, pastinya gue bangga karena orang asing masih percaya akan negara kita ini yang beberapa tahun lalu tepatnya di Bali terkena teror bom dari teroris-teroris sinting. Gak gampang lho membalikkan kepercayaan orang lagi. Dan selain itu, budaya-budaya kita yang sangat kaya ini juga bisa dikenal lebih dalam lagi oleh dunia. Nice!

Bakal ada peserta dari 132 negara dengan jangkauan siarang hingga 170 negara. Dan nantinya ajang ini akan disiarkan oleh MNC grup sebagai pihak yang menayangkan acara Miss World 2013 September tahun depan. Sepanjang periode 2000-2001, Miss World berlangsung di 5 kota dari 4 negara berbeda. 3 penyelenggaraannya di London, Inggris, 5 kali di Sanya China, 2 kali di Johannesburg Afrika Selatan dan masing-masing 1 kali di Sun City Afrika Selatan dan Warsawa Polandia.

Kita tunggu di tahun 2013 nanti ya, jadi penasaran berjejer gadis-gadis cantik di Bali!