June 25, 2011

Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat

"Halloooo....Apa lo punya bebe?"
"Bebe?"
"Iya, itu lho handphone paling cerdas, smartphone."
"Oh..maksud lo blackberry? Punya lahhhhh..Hari geneeeeeeeee gak pake bebe! Hahaha.." *ketawa iblis.

Hari gini gak punyak bebe? Emang kenapa? hidup-hidup gue. *sarkastik
Gue bukan tipe orang yang hi-tech, bukan juga orang yang selalu nepsong kalo liat launching gadget-gadget terbaru yang paling canggih seantero dunia, yang harganya juga canggih pisan. Yahhh..jelek-jeleknya gue bisa dibilang kurang G4h03L (kalo lo alay, pasti ngerti maksud gue ini), gue emang kuper, gue nista-senistanya (salah jurusan), padahal jurusan gue justru jurusan yang harus benar-benar 'tidak gaptek' dengan teknologi yang semakin parah cerdasnya.

Postingan gue yang lalu tentang RIP-nya hp tersayang gue, tentang bagaimana semuanya membujuk gue dengan mengganti bebe, bagaimana semuanya membicarakan betapa bagus dan super kerennya bebe. Gue bingung. Ganti gak ganti gak ganti gak ganti gak? Bahkan bokap yang sudah termakan dengan kecanggihan bebe terus meng-istimewakan bebe di depan gue. Tapi gue masih kekeuh dengan pertanyaan, "Ada yang lain gak selain bebe?"

Gak tahu kenapa gue gak terlalu tertarik dengan bebe. Gue bingung. Apa gue yang salah? Apa memang gue sekuper ini segaptek ini senista ini setidak G4h03L ini? Tapi yang namanya selera memang gak bisa dipaksakan bukan? Gue lebih tertarik dengan yang simple. Kalau bisa sih malah gak pakai handphone kayak jaman dulu sebelum jaman belum 'diperbudak' teknologi, sebelum jaman belum 'digunakan' teknologi, sebelum jaman belum 'mencandu' teknologi. Hello tapi semua itu gak mungkin, karena mau bagaimanapun juga semua sudah serba teknologi.

Kenapa gak tertarik dengan bebe? Tanya kenapa? Mungkin karena bebe menjauhkan yang dekat, tapi tak bisa dipungkiri bebe juga mendekatkan yang jauh. Gue pernah denger ada 1 keluarga yang semua anggota keluarganya pakai bebe. Setiap kegiatan yang mereka lakukan gak lepas dengan bebe. Mau makan bbm, mau mandi bbm, mau tidur bbm, bahkan mau pamitan aja bbm? Sebegitu canggihkah jaman sekarang, pamit dengan orang tua dengan memakai teknologi tanpa bertatap muka? Canggih memang. Pada suatu ketika, dimana seharusnya mereka berkumpul untuk saling berkomunikasi dalam dinner keluarga, bukannya malah enak ngobrol sama keluarga malah semua anggota keluarga yang ada di meja makan itu mainan bebe masing-masing. (double way Oooo double way a.k.a WOW --> maaf saya alay). Sungguh hebat!

Itu masalahnya, gue sangat takut untuk menjadi seorang pecandu. Pecandu teknologi, tepatnya pecandu bebe. Gue gak mau menjauhkan orang-orang yang ada di dekat gue, karena kebersamaan dengan orang-orang terdekat seperti keluarga sangat mahaaaaall sekali harganya dan ga bisa dibayar dengan berjuta-berjuta handphone paling cerdas sekalipun. Bokap, kakak dan adik gue pengguna bebe. Dan tidak munafik gue juga (tepatnya cuma nebeng bebe kakak gue, bukan owner utama) . Tapi gue tidak pecandu. Sebatas tahu saja "Apa sih kenikmatan pakai bebe?" Dan ternyata itu tidak membuat gue berpaling dengan handphone yang standar, tidak canggih, tidak mahal, simple yang gue punya. Gue lebih suka handphone murah gue. Perlu diketahui gue udah punya handphone pengganti E71 gue yang lalu, ya handpone keluaran negeri komunis sih. Not bad lah, cuma dengan seratus delapan puluh delapan ribu rupiah saja, bisa dual sim karena kebetulan gue juga mencari handphone dual sim, apalagi warnanya ada unsur warna yang gue suka.

Terkadang sampai sekarang gue masih mempertanyakan, sebegitukah mendewa-dewakan bebe? Sampai semua keseharian yang kita jalani harus ada bebe. Tapi ya sudahlah, pendapat orang kan berbeda-beda. Sering kedapatan kesal aja, lagi enak-enaknya ngumpul sama teman-teman lama, udah janjian membayangkan pertemuan dengan obrolan yang seru. Ehhhh malah sibuk masing-masing dengan bebe mereka. Hayaaah! Buat apa bertemu kalau gitu?

Kenapa lebih mementingkan yang 'tidak nyata', padahal di depan mata ada yang 'nyata'?

Oke gue memang sebegitu kejinya dengan handphone smart yang satu ini. Dari tadi gak habis-habisnya sibuk membicarakan kejelekan bebe. Yang baik malah gak gue tonjolkan sedikitpun. Yang pasti bebe ada banyak keuntungannya juga yang tidak bisa gue sebutkan satu persatu saking canggihnya. Gue gak bohong kok

Bebe memang bagus, tapi akan lebih bagusnya kalau kita bisa menggunakan bebe atau teknologi lainnya bukan malah 'digunakan' oleh teknologi.

Oya ada 1 lagi kenapa gue gak tertarik dengan bebe. Kalau mau bohong dengan orang itu sangat susah dengan bbm 'read atau tidak' nya. Kalau orang lain bbm kita, dan kita lagi malas tapi gak sengaja kita udah read duluan. Kita pasti kelimpungan ngadepin orang yang bbm kita.

"Kemana aja sih lo?"
"Padahal udah nge-read bbm dari gue, tapi gak dibales-bales!!!"
"Nyebelin banget"

Pada akhirnya akan terjadi banyak kesalahpahaman. Jadi gue lebih memilih handphone biasa aja yang cuma ada 'pending & deliverd' nya, karena bisa membantu kita kalo lagi malas ngejawab sms dari orang lain *senyum licik.

"Jemput gue doooongg!" status : sms deliverd
Orang yang disms --> "Ahh lagi asik-asik tidur disuruh jemput." *tarik selimut lagi
Orang yang sms --> "Kemana sih nih orang..grrrrrr...." *kesel mau lempar barang
---------------------------
Besoknya.

Orang yang sms marah-marah sama orang yang disms kemarin. Dengan gampangnya orang yang disms ngomong,

"Hah? Emang lo sms ya? Duh maaf yah, di hape gue gak sampai sms dari lo. Duh tau nih hape gue error kayaknya. Mesti ke roxy benerin hape." *ketawa iblis dalam hati.
--------------------------

Aduh maafkan saya, lagi-lagi mengajarkan jadi pengikut setan. TOBAT TOBAT.