July 29, 2010

Sakit...

Yak sepertinya badan gue akhir" ini mulai tumbang secara perlahan-lahan. Libur yang menyedihkan kalau diisi dengan sakit.

Pertama, mendadak gue mencret. Perasaan gue makan normal" ajah. Atau lupa doa sebelum makan jadinya yang di Atas marah..hahaha..biasa manusia kan sering khilaf, Tuhan. Setelah berulang kali keluar masuk wc dengan pegel", buka celana-jongkok-diem bentar-*crott*-diem lagi-*crott*-cebok-berdiri-pake celana (begitu seterusnya). Pegel men! Sumpah. Gue uda minum obat diare 1x tapi belum tuntas juga, akhirnya yang ke-2 kali baru ga moncrott lagi. Akhirnya.

Ke-dua, tiba" gue merasakan pusing yang sangat waktu lagi asik baca buku di sebuah toko buku di salah satu mall. Awalnya pingin muntah tiba", setelah gue mikir ini kenapa gue begini, jangan-jangan... salah makan? perasaan gue makan normal" aja. hamil ?oh tidak! hamil sama siapa gue? gue belum berbuat. Tapi akhirnya mualnya hilang diganti dengan pusing yang 'terlalu' (kata bang haji), tiba" aja penglihatan gue jadi kabur, gelap ga bisa liat apa" dan gue jadi keringat dingin. Bagus gue ngajak kakak gue saat itu, akhirnya ada yang 'tenang'in sampai ga pusing lagi. Sampai di rumah gue mikir, mungkin darah rendah gue kumat. Besoknya gue langsung kalap makan sate dan sop kambing. gue mau kambing eh maksudnya gue mau sembuh, mau normal lagi, jangan darah rendah kumat lagi. Dan akhirnya normal lagi setelah 2 harian istirahat di rumah tanpa pergi".

Ke-tiga, pilek lagi *srott* mungkin ini sakit yang sudah biasa. Hidung dan tenggorokan gue memang terlalu rentan. Kena radang tenggorokan dan panas dalam dikit aja bisa mengakibatkan pilek yang begitu sangat tidak enak.

Ke-empat, di suatu subuh badan gue menggigil. Sampai akhirnya besoknya gue minum obat demam tapi tetep aja ga mempan dan besoknya lagi gue meminum obat cina yang ampuh dikasih nyokap trus dikerokin sampai merah sama mba gue.

Sakit memang ga enak. Gue kepikiran dan bertanya sendiri 1 hal, ada ga ya orang yang ga pernah sakit selama hidupnya? Gue bertanya-tanya terus dalam hati. Mikir. Sampai akhirnya gue tanya juga sama mba gue.

Gue : "Ada ga ya orang yang ga pernah sakit selama hidupnya?"

Dan gue mendapatkan 1 pelajaran hidup *lagi* dari mba gue.

Mba gue : "Orang yang ga pernah sakit itu sombong."

Gue : "Kenapa?"

Mba gue : "Iyah, pasti bakal sombong dan ga akan pernah berbalik kembali sama penciptanya. Makanya dikasih sakit biar kita selalu ingat sama Tuhan."

Oh ternyata Tuhan itu baik dan selalu baik untuk mengingatkan kita selalu 'kembali dan terus kembali' kepada-Nya.

July 27, 2010

Makan malam yang 'sakral' di dalam keluarga

Entah kenapa tiba" muncul 'ilham' nulis tentang 'seberapa pentingnya makan malam di dalam keluarga' ketika lagi gosok gigi setelah makan malam sama keluarga. Gue jadi kepikiran waktu itu, apa jadinya ga ada acara makan malam dalam keluarga gue? Mungkin gue ga akan mendapatkan sebuah percakapan sama keluarga khususnya sama orang tua gue.

Entah kenapa dari dulu sampai sekarang di dalam keluarga gue, makan malam mungkin merupakan sesuatu yang 'sakral' dalam keluarga gue. Mungkin bagi keluarga lain merupakan hal yang biasa. Tapi gue mendapatkan perbedaan hanya di moment itu. Biasanya makan malam di keluarga gue antara sekitar pk. 18.30 sampai pk. 20.00 paling telatnya. Kalau dulu gue, kakak, dan adik gue selalu nunggu orang tua gue pulang kerja dan lalu kita semua makan malam bersama. Sebegitu sakralnya moment makan malam bersama keluarga buat gue dan keluarga ketika kita saling cerita satu sama lain tentang apa yang kita lewati pada seharian hari itu juga. Ga cuma cerita, terkadang bokap mengomentari dengan canda dan kita semua 1 keluarga ngerasain makan malam yang benar" nikmat dengan campuran percakapan yang kita lakukan. Walaupun masakan pada menu malam itu yang dinikmati mungkin tidak sesuai dengan selera salah satu anggota keluarga.

Mungkin itu semua hal yang biasa yang dilakuin banyak keluarga lain. Tapi waktu gue lagi gosok gigi setelah makan malam selesai, banyak pertanyaan yang tiba" muncul dengan sendirinya dan gue ga bisa menjawab itu semua. Pertanyaan" itu seperti,

"Apa jadinya ga ada acara makan malam di keluarga ini?"
"Apa jadinya kalau salah satu anggota di keluarga ini melewatkan kebersamaan saat makan malam?"
"Apa jadinya ga ada bokap yang selalu nimbrung dengan candanya dan sok gaul komentarin cerita anak-anaknya?"
"Apa jadinya ga ada nyokap yang jadi bahan ledekan kita semua di saat makan malam?"
"Apa jadinya ga ada kakak gue yang selalu cerita dan mendengarkan semua cerita yang lainnya terkadang dengan tawanya yang menggelegar tapi justru kita selalu kangen akan tawanya?"
"Apa jadinya ga ada adik gue yang juga jadi bahan ledekan kakak gue saat makan malam?"
"Dan apa jadinya ga ada gue mendengarkan semuanya bercerita dan kadang sedikit berkomentar?"

Itu semua sakral dan penting.

Hanya saat makan malam gue bisa merasakan kebersamaan, mendengarkan keluarga gue bercerita, bercanda sama", ketawa sama" karena di luar saat makan malam kita semua seperti ada jarak dan waktu yang terpisah antara satu dengan yang lainnya. Bokap dan nyokap yang selalu sibuk dengan kerjaan di siang hari, kakak yang kadang sibuk dengan pencarian kerjaannya atau mungkin dengan pacar, adik gue yang mungkin terlalu sok tahu dan sok dewasa dengan apa yang mungkin dia rasa cukup untuk hidup selalu foya" pergi dengan teman", makan dan menghabiskan uang atau cuma sekedar fitness, dan gue yang cuma bisa egois males"an di kamar atau bahkan juga pergi sama teman".

Mungkin gue dan kakak masih selalu menyempatkan waktu untuk makan malam sama orang tua gue, tapi adik gue punya 'waktu' untuk menyantap makan malamnya sendiri. Sangat jarang sekarang untuk gue dan yang lain melakukan makan malam yang se'sakral' dulu ketika kita semua masih kecil dan belum mengutamakan kepentingan sendiri. Tetapi gue selalu menjaga itu dan mengutamakan moment makan malam di dalam keluarga gue untuk ga akan pernah hilang walau ga se'sakral' dulu.