August 9, 2009

Penting gak penting

Penting ga penting? Kenapa? Wah ga tau kenapa bisa jadi kepikiran nulis ini. Mungkin karena tadi pagi setelah udah satu minggu terkahir gak baca kolomnya Samuel Mulia, terus baru baca lagi tadi pagi jadi terinspirasi. Pernah ngerasa jadi penting? Atau ngerasa jadi orang yang gak penting bahkan paling gak penting sedunia? Saya cuma mau bilang, mending jadi orang yang gak penting daripada penting apalagi sok-sok penting. Kenapa? Menurut Samuel Mulia begitu. Jadi orang penting itu (yang ini menurut saya aja sih):

1. Orang penting itu biasanya sibuk bahkan sok sibuk. Gak mau dong jadi orang yang sibuk  sampai-sampai orang-orang terdekat aja dilupain karena kesibukannya.

2. Orang penting itu gak bisa merasakan kebebasan! Yaiyalah, coba deh liat orang-orang penting di dunia, misalnya tokoh-tokoh negara atau artis-artis terkenal (penting kalau sinetron atau filmnya lagi booming!). Lihat mereka. Gak bakal bebas buat gak jaim. Pasti jaim, gak bisa ngupil sembarangan, gak bisa kentut sembarangan, gak bisa bersendawa/bertahak sembarangan karena kekenyangan makan. Padahal itu semua nikmat loh. Coba kalau mereka sebebas itu mengekpresikan itu semua, pasti gak dianggap orang penting lagi atau dianggap imagenya bakal turun bahkan anjlok. Yaelah, jaman sekarang ada yah yang gak memperhatikan image untuk mengambil keuntungan atau mendapatkan popularitas? Perlu dipertanyakan kembali.

3. Orang penting yang ditempatkan sebagai posisi VIP atau VVIP. Bukannya Very Important Person (VIP) atau Very Very Important Person (VVIP) loh. Tapi kalau menurut Samuel Mulia, VIP justru VERY IMPOTENT PERSON atau VVIP yaitu VERY VERY IMPOTENT PERSON atau VERY VERY IDIOT PERSON.

Buat saya sih itu aja. Jadi kalau ada yang ngerasa, "Kayaknya saya gak penting deh, gak dianggap sama mereka." Tenang! Saya juga begitu kok. Beberapa orang juga pernah ngerasain hal yang sama. Tapi jangan terlalu dipusingkan dengan kepopuleran orang-orang yang jauh lebih penting dari kalian. Tapi pikir aja hidup kalian semua jauh lebih penting buat diri kalian sendiri. Beresin dulu hidup kita sendiri. Jangan terlalu 'jatuh' melihat mereka yang lebih penting. Yang penting kita masih bisa jadi yang terpenting buat diri kita sendiri dan Tuhan.

August 2, 2009

Apa adanya bukan ada apanya

Romo Anton bilang,

"Terimalah orang lain APA ADANYA bukan ADA APANYA."

August 1, 2009

Angel and demon

Jakarta, 24 Juni 2009

Kenapa Angel and Demon? Bukan karena saya mau review soal film yang dibintangi aktor nan cerdas itu, Tom Hanks. Tapi saya cuma mau nulis sesuatu yang udah saya baca kemarin-kemarin ini tentang tulisan Parodi dan Kilas Parodi oleh Samuel Mulia pada Koran Kompas, Hari Minggu tanggal 21 Juni 2009 lalu. Beliau menulis tentang kehidupannya dan tentang manusia yang membuat saya sadar dan makin ngerti tentang kehidupan orang-orang di luar sana, tentang kehidupan yang benar-benar 'nyata' sebenarnya.

Beliau menulis tentang pikirannya tentang kalau beliau mati, bakal masuk surga ga ya? Beliau dilema akan hal itu, karena menurut beliau ada dua hal dalam dirinya yang saling tarik menarik. Kutub negatif dan positif. Kebaikan dan keburukan. Pikiran beliau inilah yang membuat saya setuju banget. Di dalam hidup saya, saya juga merasakan demikian. Pasti setiap orang juga. Hidup itu ada negatif dan positif, ada baik ada juga buruknya. Gak mungkin setiap orang selalu baik. Pasti di dalam pikirannya pernah berpikir yang gak-gak juga.



Beliau berusaha sebisa mungkn menjadi manusia yang berakhlak seperti yang diinginkan orang tua dan negara (Saya juga begitu, Om. Cuma aja sangat tidak mudah untuk menjalaninya). Beliau juga mengatakan bahwa pergumulan secara duniawi dan spiritual membuatnya menjadi manusia yang tak beda dari bunglon (maksudnya berubah-ubah). Kadang jadi malaikat, tetapi sering juga jadi anak buah setan. Yang ini saya setuju banget.  Saya juga begitu (kok dari tadi saya cuma ikut-ikutan aja yah?) Tapi beneran. Tanya deh sama semua orang pasti juga pernah sekedarnya berbuat yang membuat setan jadi senang. Bahkan kalau ditanya masih banyak yang seperti itu sekarang ini.

Beliau menceritakan kegiatan-kegiatan pelayanan yang diikuti di gereja hingga membuat orang-orang terpesona dengannya. Tapi seperti kata beliau, orang-orang justru tidak tahu siapa beliau sesungguhnya. Sepulang dari kegiata-kegiatan tersebut, beliau tergoda melakukan hal-hal yang melenceng dari yang beliau bagikan kepada orang banyak (ini yang membuat saya tersenyum). Beliau juga menyatakan bahwa hidup beliau seperti kodok dan bunglon. Di dua dunia. Dunia yang berbeda secara ekstrem.

Ada lagi tentang kalimat beliau di tulisannya yang saya suka, begini bunyinya,

Saya disuruh hidup seia sekata, saya malah hidup tidak seia sekata. Alasannya bosan. Hidup itu perlu variasi, harus penuh dinamika. Kalau Cuma seia sekata, jadi gak lucu, maka perbedaan pendapat yang awalnya membuat hidup jauh lebih hidup, malah membuat saya membangun kelompok-kelompok tersendiri.

Angel and Demon merupakan satu paket dalam diri beliau. Karena keduanya itulah yang disebut manusia, bukan Tuhan. Yang ini lagi-lagi saya mengiyakannya. Kalau mau benar terus, yah itu Tuhan. Tuhan itu benar. Mutlak. Manusia bisa berubah-ubah itu juga mutlak. Bisa baik dan bisa buruk, tidak sempurna. Dan ternyata benar apa yang selalu dibilang Bunda Dorce, “Kekurangan adalah milik saya (maksudnya manusia, iyalah siapa lagi?). Kesempurnaan adalah milik Allah.” Tapi dari kalimat yang Om Samuel tadi tulis, ia menjadi takut sendiri. Takut jika hari penghakiman datang dan Sang Pencipta menanyakan tentang bagaimana beliau hidup dan mengevaluasi hidup. Apakah beliau bisa mengajukan kalimat-kalimat itu semua?

Berikut Kilas Parodi oleh Samuel Mulia yang berjudul “Inilah Anda dan Saya yang Sesungguhnya”. Ada lima point dari enam point yang saya sertakan dalam blog saya. Dan ini harus dibaca! Bagus banget dan buat saya jadi tersadar berkali-kali lagi.

1.  Jangan pernah berharap anda bakal tidak mengecewakan orang lain. Anda hanya manusia biasa. Biasa berbuat baik, biasa berbuat tidak baik. Kalau ada yang menasihati anda berbuat baik, tapi anda tahu ia hanya ingin kelihatan baik, diam saja, tak usah mencibir.

2.   Kalau anda mau berbuat baik, biarlah anda mencobanya, jangan menyerah.

3.  Anda dan saya adalah manusia yang naik turun. Kadang di atas kadang di bawah. Jadi, kalau lagi di bawah jangan mau dipaksa di atas. Nanti anda dan mereka yang menyuruh anda ke atas akan kecewa karena anda bukan man for all seasons.

4.   Saya dan anda adalah manusia penuh kejutan.

5.  Saya dan anda justru sempurna. Karena anda dan saya bisa jadi angel dan bisa jadi  demon. Itu kesempurnaan di tingkat manusia. Makanya, jangan lagi percaya kalau ada orang yang mengatakan nobody is perfect. Tetapi, demon di tempat anda bisa dikurangi atau diminimalkan, tak bisa dihilangkan, dan angelnya bisa dimaksimalkan. Jangan dibolak balik.

Yah semoga Om Samuel Mulia gak marah yah saya sertakan tentang tulisannya di blog saya. Soalnya tulisannya buat saya takjub banget dan tersenyum, terus ketawa deh. Beneran bikin saya sadar dan ngerti juga.

Anakmu pembantahmu

Jakarta, 27 Maret 2007

Bahwa sesungguhnya aku mencintai keluargaku lebih dari apapun yang ada di dunia ini. Walau selalu merasa terasingkan, mungkin itu suatu ketidakpekaanku terhadap mereka. Tuhanku, terima kasih atas cinta-Mu meletakkanku ke dalam keluarga ini. Pa, dari semua lelucon-leluconnya tapi juga terkadang terlihat kelelahannya. Maaf, aku memang belum bisa merasakan lelah itu, Pa. Tapi aku telah tersadar betapa besar akan cintamu pada kami semua. Ma, teriakanmu semakin hari semakin membuatku menjadi seorang yang semakin dewasa. Walau kadang kau juga belum dewasa dalam menyikapi hidup, tapi dari semua sikapmu aku justru belajar. Dari salahmu sekalipun. Aku diwariskan sifat keras kepalamu, Ma. Hanya aku. Aku bangga. Setidaknya aku punya sikap dalam menentukan pilihan hidup. Walau aku tahu, banyak yang meninggalkanku dari sifat warisanmu itu. Ma, Pa.. apa aku bisa terus bersamamu sampai aku renta? Sampai anak-anakku nantinya bisa memanggilmu kakek nenek, walau sayup-sayup terdengar di telingamu. Apa aku bisa membahagiakanmu? Semoga ‘kan ada jawaban dari itu yang membuat kalian bangga telah melahirkan dan membesarkanku.

Anakmu, pembantahmu.

Egoism love

Apa yang bisa oleh cinta?
Perasaan semata, membuat hati bermakna, menjadi bahagia, atau hanya ego belaka?
Bila kelak termakan ego cinta, ingat bahwa kau tercipta bukan untuknya saja, tapi untuk mereka dan untuk dunia.
Simpan seperempatnya untuk mereka.
Atau mungkin setengahnya untuk dunia.
Karena dunia ada untukku.
Cinta, ria, tawa, kecewa, bahagia.
Semua karena dunia dan sang pencipta.

Untitled

Saya dapat dari seseorang.

"Sekeras-kerasnya orang pasti punya hati, itulah manusia."

Hidup itu pilihan

Bicara soal hidup, banyak tujuan hidup masing-masing seseorang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tujuan menggapai masa depan contohnya. Banyak orang mulai memikirkan rencana masa depan mereka. Tapi ada juga yang belum terencana atau masih gak ada sama sekali pikiran kemana mereka akan melangkah. Atau juga yang kayak saya dengan go with the flow, ikutin arah kemana kaki melangkah.

Dulu waktu kecil kita sering denger lagunya Ria Ernes yang gini bunyinya “Susan, Susan, Susan, kalau besar ingin jadi apa?” Terus si Susan jawab, “Aku ingin jadi dokter.” Atau profesi lainnya yang menunjang masa depan di hidup mendatang yang nanti bakal hasilin uang walaupun korupsi sekalipun. Mau jadi pilot, dokter, insinyur, arsitek ga jadi masalah kalau kita mau berusaha. Berusaha? Basi banget nih kata-kata saya.

Kalau saya bilang tujuan saya pada sesuatu yang menyangkut soal selera seperti musik untuk ditekuni, apa untungnya?

“Musik hanya selera.” Itu yang saya dapet dari seseorang.
“Tapi yang penting senang.”
“Tapi gak ada hasilnya. Bukan sesuatu yang utama. Buat apa dijalanin kalo ga ada hasilnya. Makan deh tuh seneng. Jadi kita harus pilih yang utama.”

Hidup itu pilihan. Pilihan itu harus memilih dan memilih itu gak gampang. Gak asal comot, kayak kalian comot barang dengan gampangnya. Jadi pintar-pintarlah buat milih. Tapi di suatu pilihan pasti ada sedikit penyesalan dan itu bakal jadi pengalaman. Apalagi kalau kata orang-orang pengalaman itu pelajaran berharga, lebih berharga dari pelajaran apapun di dunia.

Dia

"Dipersembahkan untuk Kak Tika yang sudah berpulang pada Allah SWT"

Dia seorang yang peduli dengan keluarga. Dia seorang yang sangat sayang dengan keluarga. Dia yang memperjuangkan kehidupan ekonomi keluarga. Entah dengan cara apa dia mampu memperjuangkannya. Yang pasti di dalam pikirannya mungkin keluarga adalah nomor satu dalam hidupnya.
Dia wanita berusia sekitar 25 tahun. Cantik. Banyak yang mengakuinya. Tubuhnya tinggi. Matanya lentik. Rambutnya terurai panjang. Sekarang dia hanya memiliki seorang ibu, adik laki-laki, suami, dan seorang anak laki-laki yang sangat disayanginya.

Ayahnya sudah meninggal. Sudah beberapa tahun lalu. Dulu sewaktu masih hidup, ayahnya seorang pengedar narkoba dan juga pemakai. Entah apa yang ada di pikiran ayahnya. Saya juga bingung. Apa sang ayah masih peduli dengan keluarganya atau tidak. Tapi menurut sepengetahuan saya dari orang-orang, ayahnya seorang yang sangat sayang kepada anak-anaknya, dia dan seorang lagi yang laki-laki. Semasa hidup, ayahnya selalu bertransaksi narkoba. Tak ada jera. Mungkin sudah keluar masuk bui. Tapi kembali lagi ke dalam lingkaran narkoba. Mungkin pekerjaannya hanya itu-itu saja. Memisah-misahkan obat terlarang, meletakkannya di suatu kertas, dan membungkusnya. Atau memakai narkoba dengan menyuntikkan ke tubuh hingga ke taraf yang sudah tidak lazim lagi, yaitu menyilet pergelangan tangan atau bagian yang lain dan menghirup darahnya sendiri yang sudah bercampur barang haram yang baginya lezat itu. Itulah makanan sehari-harinya.

Istrinya selalu takut akan tindakan si suami. Tapi mau bagaimana lagi. Si istri hanya dapat mendukung itu semua dengan terpaksa. Pernah terdengar cerita tentang sang ayah. Ketika sang ayah sedang sibuk membungkus barang-barang haram itu untuk dijual, polisi datang. Dan ini mungkin tidak hanya satu dua kali. Mungkin pernah beberapa kali. Sang ayahpun dengan sigap naik ke loteng untuk melarikan diri dari pihak berwajib. Polisi sudah lama mengincarnya, tapi memang selalu tidak mendapatkan jejak sang ayah tersebut. Memang gesit. Saya tidak bisa banyak komentar. Mungkin sisi lain dari menjadi seorang pengedar adalah untuk menghidupi keluarga.

Tidak lama saya mendengar ayahnya meninggal karena barang haram yang sudah mendarah daging di tubuhnya. Ia overdosis. Sungguh tak enak bila mendengar akibat dari meninggalnya sang ayah, tapi keluarganya harus menerima dengan lapang dada. Sepeninggal sang ayah, dia membanting tulang berkerja untuk menghidupi keluarga, membayar uang sekolah si adik dan juga membeli semua keperluan hidup. Dia berkerja tak kenal waktu, sakit pun dia jalani. Di pikirannya hanya satu. Membahagiakan sisa keluarga yang ada, yaitu ibu dan adiknya. Ia pernah menjadi seorang SPG. Ia juga pernah menjadi pramugari. Hebat. Saya salut. Mungkin karena faktor kecantikan dan tubuhnya yang tinggi ia dapat menjadi seorang pramugari salah satu maskapai penerbangan Indonesia. Tapi pekerjaan itu tidak bertahan lama. Tak tahu apa penyebabnya. Dan dia pun beralih ke perkerjaan yang lain. Karena mungkin hasil dari kerjanya tidak begitu banyak, adiknya selalu membantu tambahan uang dari pinjaman ke keluarga lain. Keluarga lain ikhlas karena kasihan melihat kehidupan keluarga si dia. 

Belum lama ini dia menikah dengan seorang laki-laki Batak paruh baya. Laki-laki ini sudah memiliki keluarga. si dia menjadi istri muda dari laki-laki ini. Terpaksa memang. Bukan karena cinta. Hanya untuk membantu memenuhi kehidupan keluarga karena laki-laki Batak ini kaya raya. Laki-laki ini memiliki seorang anak yang tidak lain adalah teman si dia. Saya mendengar kabar tentang dia bahwa si dia mau dinikahi si laki-laki Batak atas tawaran istri tua si laki-laki Batak ini. Istri tuanya sakit stroke. Jadi, si istri tua meminta si dia menikahi suaminya dengan alasan untuk mendapat keturunan lagi atau mungkin hanya untuk agar suami meluapkan nafsu birahinya. Dia terpaksa mengiyakan karena alasan keluarga lagi. Padahal dia dulu sudah memiliki seorang laki-laki pilihannya, calon dokter. Namun si laki-laki itu tidak disetujui oleh orang tuanya karena dia dari keluarga yang broken home. Takut-takut si laki-laki akan kena getahnya.

Dia menikah dan memiliki satu orang anak laki-laki, keturunan Batak yang pantas dibanggakan oleh bapaknya. Namun sayang si anak sakit-sakitan. Pernah saya mendengar, anaknya beberapa kali harus dirawat di rumah sakit. Karena itu, dia sangat sayang anaknya. Tahun 2007 adalah tahun dimana dia divonis sakit kanker paru-paru. Saya sedih mendengarnya. Begitu banyak yang telah dia lakukan untuk keluarga, mengorbankan apa saja untuk keluarga dengan semua kebaikannya. Tapi apa balasan Tuhan? Bingung. Kapan Tuhan memberikan tangan-NYA untuk selalu ada di samping dia?

Malam itu. Dia terbaring lunglai. Sakit. Terbaring tak berdaya di ruang isolasi ICU. Memakai kantong udara dan masih bernapas kesusahan. Hanya untuk mengirup oksigen saja membutuhkan tiga juta lebih. Sedangkan saya dan yang lainnya bebas menghirup oksigen tanpa bayaran apapun. Dengan segala peralatan medis yang lengkap dia dirawar di ruang ICU. Dia terbaring sambil memeluk guling anaknya. Mungkin dia rindu akan anaknya. Tatapannya kosong. Hanya diam dan terpaku menatap orang-orang yang menjenguknya. Sesekali mengangguk diberikan nasehat dari orang-orang atau pun mendengar doa dari orang lain untuk dirinya. Dan dari itu semua saya sadar, saya yakin dan saya baru melihat tegarnya seorang wanita. Dia adalah wanita yang saya saluti, wanita tegar akan hidup dan benar-benar berjuang hingga sakit dideritanya.

Saya memasuki ruang isolasi ICU. Menjenguknya. Sebelumnya saya melihat banyak orang tak berdaya ada di ruang ICU. Ini kedua kali saya berada di ICU. Pertama melihat teman saya yang kecelakaan motor. Tragis. Untungnya teman saya selamat dari kecelakaan itu. Dan kedua adalah malam itu. Malam itu malam yang menyedihkan untuk saya dan keluarga. Dia adalah saudara saya.

Begitu saya masuk untuk pertama kali ke ruang ICU, saya masih kuat untuk menahan tangis. Tetapi untuk kedua kalinya. Saya dipanggil tante saya untuk mendoakannya. Tangannya yang tadinya dipegang erat oleh tante saya langsung diberikan kepada saya agar saya memegang tangannya erat sambil mendoakannya. Begitu tangannya saya pegang. Saya mulai menangis. Tangannya erat memegang tangan saya. Begitu juga saya.

"Kak Tika, Deby doain yah biar cepet sembuh." Begitu kata saya sambil memegang tangannya.

Dia pun menganggut. Saya semakin menangis. Saya mengelus kepalanya dan saya tahu bahwa rambutnya sudah semakin menipis. Mungkin rontok. Kulit kepalanya sudah terlihat. Dan dia masih dengan tatapan kosong. Entah memikirkan apa. Saya terus memegang tangannya kuat. Bagi saya tetap cantik seperti dulu walaupun sudah begini. Dan tidak ada yang bisa menandinginya.

Ayah saya membisikkan di telinga dia. "Tik, yang sabar yah. Harus lawan penyakitnya. Jangan takut. Jangan nyerah. Lawan terus peyakitnya."

Dia adalah seorang anak yang bertanggung jawab. Seorang kakak yang perhatian akan adiknya. Seorang istri yang mungkin terpaksa dinikahi tapi saya yakin lama kelamaan ada cinta untuk suami paruh bayanya. Dan seorang ibu yang sangat sayang pada anak satu-satunya.

Saya tidak tahu sampai kapan dia dirawat di ICU. Semoga akan ada mukjizat Tuhan untuk dia. Melihat dia yang tidak begitu dekat dengan saya, tidak pernah bertemu sekalipun bahkan akhir-akhir ini, dan sekarang terbaring begitu sakitnya, saya menangis. Apalagi orang terdekat saya yang seperti itu. Mudah-mudahan semua berakhir dengan lancar. Dia bisa sembuh dan membahagiakan keluarganya lagi.